Suami Tarawih, Istri Dirampok
*Perhiasan 90 Gram Amblas
Banyuwangi, Memo
Kawanan perampok beraksi di Dusun Salamrejo, Desa Sumbergondo, Kecamatan Glenmore, Sabtu (6/9) malam. Kali ini, pelaku menyatroni rumah Sidim (85) dan Sampun (70), pasangan suami istri (pasutri) yang sehari-hari bekerja sebagai petani.
Pelaku yang diperkirakan berjumlah lebih dari satu orang masuk ke ruang dalam melalui kandang ayam di belakang rumah korban. Usai merusak pagar kandang, pelaku menyelinap masuk ke dalam rumah dengan cara mematahkan jeruji jendela dapur yang terbuat dari kayu.
Setelah itu, pelaku masuk menuju ruang tengah. Kebetulan, waktu itu Sampun sedang menonton TV di ruang tamu. “Seorang pelaku masuk sambil menutupi wajahnya dengan kain kebaya. Saya kira dia Sumiati, anak sulung saya yang tinggal di sebelah,” tutur Sampun ditemui wartawan di rumahnya kemarin (7/9) siang.
Saat itu, Sampun mengira Sumiati sengaja bercanda, karena malam itu ia tinggal seorang diri di dalam rumah. Sementara Sidim tengah menjalankan salat tarawih di masjid.
“Dari kamar di belakang TV itu, pelaku terus mendekati saya. Meski saya sapa, pelaku terus menutupi wajahnya. Waktu itu saya bilang, kamu kenapa to Sum (panggilan Sumiati) kok menutup wajah segala?” beber Sampun.
Tanpa menjawab pertanyaan korban, pelaku langsung mengayunkan kain kebaya ke wajah Sampun. Oleh pelaku, kain itu dilingkarkan ke wajah hingga menutup mulut dan bagian muka korban.
“Bagaimana bisa teriak. Lha wong mulut saya disumpal dengan kain,” terang korban.
Tidak hanya itu, pelaku juga sempat mengancam korban untuk tidak berteriak minta pertolongan. Dalam kondisi tidak berdaya, kalung seberat 50 gram, serta gelang emas 40 gram yang dikenakan korban langsung diporoti pelaku.
“Diam kamu! Kalau tidak, saya bunuh nanti!” jelas Sampun sambil memperagakan aksi perampokan yang menimpa dirinya.
Usai menjarah perhiasan emas korban, pelaku langsung melarikan diri menuju halaman belakang. Begitu pelaku kabur, korban langsung berteriak mointa tolong. Beberapa saat kemudian, Sumiati, anak sulung korban datang.
“Saya pikir penyakit darah tinggi bapak kumat. Nggak tahunya, ibu habis dirampok,” ujar Sumiati.
Peristiwa perampokan itu membuyarkan kekhusyukan Sidim dalam menjalankan salat tarawih. Ketika tarawih baru berjalan beberapa rakaat, ia mendengar teriakan warga kalau rumahnya kerampokan.
“Orang-orang itu bilang, rumah mbok Sampun dirampok. Rumah Mbok Sampun digarong,” ulas Sidim.
Akibat musibah itu, korban harus menanggung kerugian Rp 20 juta. Yang menyedihkan, perhiasan emas itu dikumpulkan korban dari hasil menabung saat musim panen.
“Walah mas! Semua itu kami kumpulkan sedikit-demi sedikit lho,” terang Sidim lagi.
Malam itu juga, aparat polres Banyuwangi bersama petugas polsek Glenmore langsung turun menuju lokasi kejadian. Sayang, hingga kemarin, siapa pelaku perampokan masih belum ada titik terang.
“Yang masuk ke dalam rumah memang satu orang. Tapi perkiraan kita lebih dari itu. Mungkin yang lain bertugas membantu eksekusi dan menjaga situasi di luar,” tegas Kapolsek Glenmore AKP Supriyadi. (bw1)
Memo Hari ini
16 tahun yang lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar