Selasa, 17 Maret 2009

Pamit Mancing, Pulang Jadi Mayat

Banyuwangi, Memo
        Keganasan ombak Pantai Grajagan memakan korban. Seorang nelayan asal Dusun Kampung Baru, Desa Grajagan, Kecamatan Purwoharjo bernama Mistari (41) ditemukan tewas mengapung di pantai dekat lokasi Wana Wisata Grajagan, Minggu (15/3), petang kemarin.
        Jenazah korban ditemukan sejumlah nelayan yang tengah menangkap ikan di laut. Kabar penemuan mayat itu lantas dilaporkan kepada aparat polsek Purwoharjo. Selanjutnya, aparat bersama warga mengevakuasi jenazah korban untuk dibawa ke tepi.
         Saat dievakuasi, kondisi jasad nelayan jukungan itu sangat mengenaskan. Kulit tubuhnya mengelupas karena terlalu lama karam di laut. Tubuhnya juga membengkak karena banyak kemasukkan air.
         Sebelum ditemukan tewas, korban dikabarkan hilang di laut Grajagan. Selama empat hari, korban yang pamit kepada keluarganya hendak pergi memancing tak ada kembali. Sejak itu, keluarga dan sejumlah kerabat korban sibuk melakukan pencarian.
         Tapi upaya pencarian terhadap korban tak juga membuahkan hasil. Hingga tiga hari pasca kabar hilangnya korban, tak satu pun nelayan yang mengaku melihat jasad Mistari mengapung di laut. Baru pada hari keempat, sejumlah nelayan yang tengah sibuk menangkap ikan menjumpai jasad korban hanyut terbawa arus Pantai Kambangan.
         Anehnya, jukung yang ditumpangi korban sewaktu menangkap ikan tak ikut ditemukan. Diduga, perahu itu hanyut terbawa arus pantai usai terhempas tinggi gelombang pantai Grajagan. 
         Kapolsek Purwoharjo, AKP. Bakin menegaskan bahwa kematian korban diakibatkan perahu jukung yang terbalik saat memancing. Korban yang tidak menggunakan pelampung tak kuasa mengarungi lautan untuk menyelamatkan diri. ”Dugaan kita, perahu itu terbalik karena diterjang ombak,” ungkapnya.
         Dugaan itu didasarkan pada hasil visum tim medis yang tidak menemukan luka bekas benturan benda tajam di tubuh korban. Selain itu, cuaca laut Grajagan yang tak bersahabat menjadi salah satu penguat dugaan itu. 
         Setiba di pantai, jenazah korban langsung ditandu warga menuju rumah duka. Tangis dari sejumlah keluarga korban tak terbendung sewaktu warga yang mengusung jasad korban datang.          Selanjutnya, jasad nelayan jukungan itu dimakamkan di pemakaman umum desa setempat, beberaja jam kemudian. (Udin Yusufi)

Tidak ada komentar: