Menantu Sekdes Dihajar di Jalanan
* Pelaku Catut Leasing Adira
Jember, Memo
Empat laki-laki datang tergopoh-gopoh ke Mapolsek Balung siang kemarin. Salah satunya sudah tua, memakai baju hijau lengan panjang dengan tulisan PEMBURU di punggungnya. Lelaki tua itu kemudian diketahui Sekretaris Desa Krangduren. Namanya Nuryono.
Ia langsung duduk di depan meja penjagaan bersama seorang pemuda berjaket hitam. Kepada petugas penjaga, ia mengutarakan maksud kedatangannya. Ia hendak melaporkan pemukulan yang dialami pemuda di sampingnya itu.
Pemuda itu bernama Dwi Haryono (24). Statusnya sudah beristri. Istrinya bernama Wulan (24). Wulan anak Nuryono. Jadi, Dwi haryono menantunya Sekretaris Desa Krangduren itu. Sedang, Nuryono sendiri adalah kakak Bripka Ibnu, salah satu anggota Polsek Balung. “Masak tiba-tiba langsung dipukul dari belakang,” katanya mengawali laporannya.
Lebih jauh Dwi Haryono menjelaskan, ketika itu, sekitar pukul 13.45, baru saja menyetor uang cicilan motor ke BRI setempat. Ia menyetor bersama istri tercintanya dengan mengendarai motor Vega R. Usai setor, ia lalu pulang ke Dusun Krajan Dua Desa Krangduren Kecamatan Balung.
Karena cinta banget dengan istrinya itu, ia mengendarai motor dengan pelan-pelan. Apalagi jalan beraspal tidak terlalu mulus untuk dilalui dengan nyaman. Ia pun sudah masuk ke jalan menuju ke rumahnya itu. Untuk sampai ke rumahnya harus melewati keramaian mobil yang keluar masuk terminal Balung.
Tapi, setelah beberapa meter berada di sebelah Barat terminal, tiba-tiba dari arah belakang datang segerombolan pria berjaket hitam. Salah satunya juga ada yang memakai kaos doreng. Pria-pria itu semuanya mengendarai motor.
Bukan mau lewat seperti pengguna jalan lainnya. Malah salah seorang memukul Wulan yang ada di boncengan. Pria itu memukul menggunakan buku tebal. Pukulannya juga keras. Akibatnya, pasangan suami istri itu langsung nggelimpang alias terjatuh ke tanah. “Itu setirnya sampai bengkong,” kata Dwi Haryono sambil menunjuk motornya yang diparkir di bawah pohon Jambu.
Tidak berhenti sampai di situ. Dwi yang hendak bangun langsung mendapat pukulan telak ke mukanya. Pukulan itu juga sangat keras. Saking kerasnya, mulut Dwi mengeluarkan darah. Padahal, Dwi masih memakai helm.
Sedikitnya 3 kali pukulan yang dirasakannya. Ia hanya diam menerima bogem mentah itu. “Kalau tidak terima perlakuan kami, silakan komplain ke Adira,” ujar Dwi Haryono menirukan kata-kata yang dilontarkan salah seorang dari mereka sebelum kabur meninggalkannya.
Karena peristiwa itu, istrinya sampai gayaren alias tubuhnya gemetar terus. Juga menangis terus. “Sampai saat ini anak saya masih gemetar,” ujar ibu Wulan yang datang ke Mapolsek Balung belakangan.
Karena Wulan menangis karena mendapat serangan mendadak dari orang yang tak dikenal, Dwi Haryono tidak langsung melapor ke Polisi. Ia memilih melapor ke mertuanya yang menjadi orang nomor dua di Desa Karangduren.
Setelah membuat laporan, Dwi Haryono langsung diajak ‘jalan-jalan’ ke RSUD Balung untuk membuat visum. “Jalan saja ya. Wong dekat aja kok,” ujar pegawai sipil yang mengantar membuat visum. Memang dekat, karena Mapolsek Balung bertetangga dengan RSUD Balung.
Di UGD, Dwi Haryono diperiksa tensi darahnya. Kepalanya juga dilihat-lihat dokter. Mulutnya juga. Ada sedikit robek. “Pipi kananya bengkak,” ujar salah seorang tim medis.
Sementara itu, PHL Kapolsek Balung AKP Atang yang baru saja datang dari berpatroli bersama anggotanya mengatakan, laporan tersebut akan ditindak lanjuti sesuai dengan prosedur yang berlaku. “Lebih jauh kami akan meminta keterangan korban. Selanjutnya meminta keterangan dari saksi-saksi lain,”jelasnya.
Terkait pelaku pemukulan tersebut, yang diduga berasal dari Adira sebagaiman disampaikan Dwi Haryono, belum diketahui pasti apa benar dari perusahaan pembiayaan kredit motor tersebut. Toh jika benar, belum diketahui dari pihak Adira mana. “Motor saya bukan ambil dari Adira,” ujar Dwi Haryono. (st2)
Memo Hari ini
16 tahun yang lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar