SAR Pecinta Alam Turun Tangan
* Bantu Pencarian Nelayan yang Hilang
Jember, Memo
Pencarian korban kecelakaan laut di pantai Puger Kecamatan Puger masih terus dilakukan. Kini pencarian tidak hanya oleh warga dan keluarga korban. Kemarin tim SAR Pecinta Alam Jember bekerja sama dengan LSM Mina Bahari turun tangan membantu pencarian korban hilang.
Seperti diberitakan sebelumnya, dalam minggu ini sedikitnya lima nelayan menjadi korban kecelakaan laut dengan dua korban tewas serta satu nelayan lagi belum ditemukan. Korban terakhir adalah Santo Bakri, mantan Kepala Dusun Puger Wetan yang hilang pukul 06.00 kemarin.
Ketua LSM Mina Bahari M Soleh mengatakan, perihatin atas kondisi yang dialami nelayan hampir setiap tahunnya tersebut. Ia menilai, kecelakaan laut yang terjadi setiap tahun pada waktu-waktu tertentu sebagai bencana alam.
“Pada bulan Juli, Agustus, dan September menjadi waktu terjadinya kecelakaan laut di perairan Puger. Seringkali ombak besar yang menghantam perahu nelayan memakan korban jiwa hingga hilang,” ungkapnya.
Soleh menyayangkan leberadaan Satkorlak dan institusi penanganan bencana lainnya seperti Satpolairud yang dinilainya kurang tanggap terhadap datangnya musim ombak besar yang mengancam jiwa nelayan. “Padahal mereka sudah ada dana yang mencukupi untuk kerja mereka membantu warga,” jelasnya. Selama ini, setiap terjadi kecelakaan laut warga nelayan dan keluarga korban sendiri melakukan pencarian.
Kerjasama pencarian korban kecelakaan laut kemarin dilakukan karena ternyata begitu tim SAR Pecinta Alam dihubungi untuk meminta bantuan langsung tanggap dan terjun langsung ke lokasi kecelakaan.
Sementara itu, Stefanus, anggota tim SAR Pecinta Alam Jember mengungkapkan, keberadaan Satpolairud di Puger hanya mubadir. Sebab, setiap kali terjadi laka laut tidak ada upaya yang ditunjukkan. Sehingga keluarga korban dan para nelayan sendiri yang melakukan pencarian.
Diakuinya, informasi terjadinya laka laut di perairan Puger diketahuinya beberapa hari lalu. “Kami akan mengerahkan peralatan pencarian untuk mempercepat penemuan korban hilang,” ujarnya.
Upaya pencarian kemarin pagi masih melakukan penyisiran di pinggir pantai. Upaya tersebut dipercepat dengan menggunakan perahu karet. Dengan perahu karet tersebut, rencananya pencarian akan dilakukan melalui perairan laut. “Kami akan meminta bantuan guna membaca gelombang laut, sehingga kami tidak terjebak dalam bahaya,” jelas stefanus.
Jika ada laka laut atau bencana, ia berharap nelayan agar segera meminta bantuan dengan cara menghubungi tim SAR. Dalam waktu 1 kali 24 jam, tim SAR akan segera turun melakukan pencarian. (st2)
Memo Hari ini
16 tahun yang lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar