Dijambret, Mahasiswi Menangis
Jember, Memo
Puspita terus meneteskan air mata di depan petugas SPK yang menerima laporannya, Senin (8/9) malam. Mahasiswi angkatan 2005 jurusan Bahasa Inggris FKIP Unmuh ini menangisi dompet yang baru saja lepas dari tangannya karena ulah jambret.
Gadis 21 tahun ini tidak sendiri menjadi korban penjambretan yang terjadi di depan toko roti Multirasa di jalan Kalimantan Kecamatan Sumbersari sekitar pukul 20.00 itu.
Kala peristiwa itu terjadi, anak seorang tentara ini bersama teman kosnya, Sumarmi. Perempuan asal Kota Kulon Bondowoso ini kos satu kamar dengan Sumarmi di jalan Halmahera no 33.
Ia lalu menceritakan, kepergiannya keluar kos untuk mengambil uang di ATM, karena harus membayar kos. Uang itu juga akan digunakan untuk membayar keperluan lainnya. “Kami juga mau membeli nasi untuk sahur,” jelasnya.
Saat melintas di jalan Kalmanta untuk suatu keperluan, tiba-tiba ia dikagetkan dengan kedatangan seorang pria yang mengendarai motor Honda Kharisma yang menyalipnya dari sebelah kiri.
Bukan hanya menyalip. Tangan pria itu mengambil dua dompet yang dipegangnya. Dompet itu miliknya dan milik Sumarmi yang dibawanya karena Sumarmi menyetir. Sadar dengan apa yang sedang terjadi, ia mempertahankan dompet yang diambil paksa pria itu. Beberapa saat terjadi tarik menarik dengan pria itu.
Teriakan minta tolong pun ia lakukan. Namun, beberapa orang yang berada di sekitar lokasi kejadian tak ada yang merespon. Sampai dompet milik Sumarni berhasil digondol penjambret itu. “Sedang dompet saya terjatuh,” jelasnya.
Berhasil menggasak dompet, pria itu langsung menggeber motornya. Teriakan minta tolong pun terus dilakukannya. Namun, warga sekitar tetap tak ada yang merespon. Hingga membuat keduanya mengejar pria itu, yang kabur ke arah Utara dan hilang dikerumunan lalulintas jalan depan Kampus Unej itu.
Tak berhasil mengejar pria itu, keduanya hendak mengambil dompet yang terjatuh tadi. Namun, sial hari itu tak bisa dielakkan. Dompet milijnya itu ternyata sudah tak ada. Beberapa orang yang ditanya juga mengaku tak tahu.
“Bukan karena diambilnya. Tapi perjuangan untuk mendapatkan dompet itu,” katanya memberi alasan kenapa menangis. Mahasiswi yang dijari manisnya melingkar cicin emas ini mengaku selalu menyisihkan uang jika ingin membeli sesuatu. Usaha kerasnya itulah yang teringat dalam benaknya, hingga berulang kali air matanya menetes membasahi pipinya yang mulus itu.
Malam itu, usai melapor, keduanya langsung menjalani pemeriksa petugas penyidik Reskrim. Dua pria berpakaian tentara tampak menjemput keduanya, begitu dua mahasiswi itu selesai menjalani pemeriksaan. (st2)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar