Senin, 15 September 2008

Keluar Hotel, Kondisi Acak Acakan

Keluar Hotel, Kondisi Acak Acakan
*Dipergoki Warga pada Siang Bolong
Jember, Memo
Sekitar pukul 08.30 pagi itu, ada dua warga yang berlain jenisnya keluar dari dalam kamar salah satu hotel di Rambipuji. Usut punya usut, ternyata laki laki dan perempuan yang sempat satu kamar pada pagi hari itu ternyata bukan merupakan pasangan suami istri (Pasutri). Diduga dua warga ini, merupakan pasangan perselingkuhan yang berhasil dipergoki warga setempat.
Untuk memastikan keberadaan mereka itu akhirnya keduanya diusut oleh warga setempat. Dalam pengusutan itu terungkap, bahwa kedua warga lain jenis ini mengaku berasal dari Desa Tanggul Wetan, Kecamatan Tanggul.”Ngakunya dari Tanggul Wetan, Mas, ”ujar Beni salah satu warga setempat.
Yang jelas, lanjut dia, ulah mereka itu memalukan dan kategori tak bermoral. “Masak dalam kondisi bulan puasa, masih nekat berselingkuh di hotel. Perbuatan mereka itu sudah menodai agama karena pada bulan suci dan pagi hari lagi, ”jelasnya.
Dalam pengusutan itu terungkap, bahwa laki lakinya berinisial MY diperkirakan berusia 35 tahun, dan perempuan berinisial HN diperkirakan beruasia 30 tahun. MY merupakan salah satu pengusaha terkenal di desanya. Sedangkan, perempuannya merupakan istri salah satu pengusaha terkenal di desanya.
Sumber Memo menyebutkan, pasangan ini selingkuh sudah lama. Karena sudah berlangsung lama, bahkan pasangan perselingkuhan ini sampai akrab dengan karyawan hotel setempat. Warga setempat juga sering memergoki pasangan ini masuk ke dalam hotel tersebut.
Sebagai buktinya, warga sampai hafal dengan nopol kendaraaan yang dipakai berselingkuh di hotel tersebut.”Yang saya tahu kendaraan yang pakai pasangan ini jenis roda empat dengan Nopol AG 77XX NX. Jenisnya Panther warnanya terang,” ulasnya.
“Yang kami sesalkan, sikapnya yang merasa dirinya seorang pengusaha kaya. Malah dia menantang supaya dimuat di media. Ini yang membuat kami jengkel mas,” tuturnya.
Ditambahkan dia, terkait perselingkuhan ini, dirinya akan menghubungi keluarga kedua belah pihak yakni istri dan suaminya. Agar, perbuatan tidak senonoh itu tidak diulangi lagi dan jika perlu ditangani polisi. Mengingat, perbuatan itu mencoreng agama dan pelakunya layak diproses hukum.
“Ya, setidaknya menjadi jera bagi pelaku dan menjadi intropeksi warga lainnya,” paparnya.
“Apalagi di bulan suci Ramandan. Mestinya menjalankan ibadah untuk mendapatkan ampunan, kok malah menumpuk dosa di siang hari. Perbuatan mereka ini kan sudah keterlaluan,” imbuhnya. (st1)


Tidak ada komentar: