Perut Dibelah, Usus Dipotongi Sendiri
* Ulah Bunuh Diri Gegerkan Warga
Lumajang, Memo
Ingat dengan budaya harakiri atau bunuh diri dengan menikam dan membelah perut sendiri ala Jepang seperti di film-film? Peristiwa sadistis ini, kemarin (15/9) sekitar pukul 12.00, sunguh-sunguh terjadi di Desa Bedayutalang, Kecamatan Senduro.
Seorang pria yang belakangan diketahui bernama Suwono alias P Fitri (30), yang tinggal di Dusun Krajan, membelah perutnya sendiri dengan senjata tajam berupa wedung. Setelah perutnya terkoyak, dalam keadaan sadar dia memotong-motong ususnya yang terburai.
Ulah nekat yang dilakoni Suwono di belakang gudang kayu dekat rumahnya ini, dilakukan tanpa diketahi seorang saksi mata pun. Setelah perutnya terbelah dan darah mengucur deras, barulah Suwono ambruk.
Beruntung dalam kondisi kritis, Sunari alias P Rina (25), adik iparnya menemukannya. Kala ditemukan, kondisinya sudah lemah. Ngerinya, perutnya terlihat mengangga dan potongan usus yang terburai, tercecer di dekat tubuhnya.
Kontan saja, pemandangan itu membuat Sunari jadi histeris. Dia segera bertriak-teriak memanggil Ny. Atim (25), istri Suwono. Kontans aja, peristiwa itu dalam waktu singkat membuat geger warga sekitar.
Suwono yang kondisinya sudah berlumuran darah segar, segera dilarikan ke Puskesmas Senduro. Sayangnya, dalam perawatans ementara di sana, petugas tak sanggup lagi menangani perawatan medis atas luka koyak parah di perutnya.
Selanjutnya, petugas Puskesmas pun segera merujuk Suwono ke RSU dr Haryoto untuk segera dioperasi. Apalagi, Suwono kehilangan banyak darah yang membuat kondisi tubuhnya kian melemah saja.
Akhirnya, Suwono pun langsung dievakuasi ke rumah sakit terbesar di Lumajang itu. Kini, Suwono masih menjalani operasi untuk menyambung ususnya yang terpotong-potong dan menutup luka koyak di perutnya yang terbelah itu.
Sementara Suwono maish menjalani perawatan intensif di ruang operasi RSU dr Haryoto, peristiwanya pun dilaporkan ke Polsek Senduro. Petugas langsung meluncur ke lokasi kejadian untuk menghimpun keterangan.
Sementara itu, sejumlah petugas Polres Lumajang meluncur ke Rumah Sakit untuk menemui keluarganya guna mendapatkan keterangan tambahan. Apa kata keluarganya atas kenekatan Suwono yang memilik berusaha mengakhiri hidup dengan cara sesadis itu?
Menurut Sunari, adik iparnya, Suwono sejak beberapa hari terakhir memang mengalami perubahan perilaku. Terutama, sejak dia diantar pulang oleh mandor dari tempat kerjanya sebagai kuli bangunan di Surabaya.
“Kakak ipar saya itu beberapa hari lalu emang baru diantar pulang oleh mandornya dari Surabaya. Dia memang bekerja sebagai kuli bangunan di sana. Suwono diantar pulang karena stress,” ungkap Sunari.
Meski tidak percaya atas pengakuan mandornya itu, namun selama di rumah kondisi perilaku Suwono memang sangat aneh. Ada perubahan watak dan perilaku yang cukup terlihat.
Diantaranya dia sering murung, kadang lansgung marah tanpa sebab. Bahkan, belakangan Suwono kerap meyampaikan niatnya untuk mati saja. “Kemarin, dia ngomong kalau pengen mati saja,” ungkap Sunari lagi.
Karena khawatir, keluarganya, terutama Ny. Atim sang istri berupaya untuk mencarikan obat. Tadi pagi sebelum kejadian, Ny. Atim dengan diantar Sunari, berangkat mencari suwuk (mantera penyembuh, red) dari seorang Dukun yang tinggal di Tengger.
Selama berangkat, Suwno masih terlihat biasa saja. Namun, saat kembali ke rumah, dia tak melihat keberadaan Suwono. “Setelah datang, kakak saya (Ny. Atim, red) langsung tidur. Tapi, saya berusaha mencari Suwono. Tapi, saat saya temukan kondisinya sudah seperti itu. Perutnya trekoyak dan ususnya terburai. Makanya, saya langsung membawanya ke rumah sakit,” pungkas Sunari. (dhi)
Memo Hari ini
16 tahun yang lalu

Tidak ada komentar:
Posting Komentar