Jumat, 19 September 2008

Polisi Menduga Korban Dibunuh Karena Kasus Santet

Polisi Menduga Korban Dibunuh Karena Kasus Santet

Bondowoso, Memo

Penemuan mayat yang diketahui bernama Pak Narasima alias Marsin (70) warga Dusun Karang Kadu, Desa Pucang Anom, Kecamatan Jambesari Darussolah, merupkan korban pembunuhan. Ini setelah polisi melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) terhadap sejumlah luka yang dialami korban serta adanya hasil visum dokter yang menguatkan hal olah TKP polisi.

Kuat dugaan korban tewas dibunuh oleh seseorang dengan modus santet. Tetapi, polisi masih mengumpulkan bukti-bukti untuk mengetahui kebenaran dugaan tersebut. Kapolsek Tamanan diberi deadline selama 1 minggu untuk menuntaskan kasus tersebut oleh Polres Bondowoso.

Menurut Kapolres, AKBP AI Afriandi, SH, Sik dikonfirmasi melalui Kasat Reskrim AKP Samuel Pongdatu, SH bahwa pihaknya memang mencurigai kematian korban yang ditemukan sejumlah warga tersebut tidak wajar. "Setelah kami melakukan olah TKP, kami menemukan adanya ketidakwajaran. Sementara kami masih mengumpulkan bukti-bukti dan memeriksa saksi-saksi untuk mengetahui kebenarannya," katanya.

Data yang diperoleh pihak kepolisian ada dua hal yakni adanya dugaan yang mengarah pada isu santet, sedangkan yang kedua adalah dirampok kemudian dibunuh. Dugaan yang pertama lebih kuat dari dugaan yang kedua karena polisi sudah menerima adanya sejumlah laporan dari beberapa pihak yang telah dikonfirmasinya. Sedangkan dugaan yang kedua bahwa memang korban ini telah memanen tembakau dan mendapatkan uang sekitar Rp. 2,5 juta. Selanjutnya kemungkinan korban ini lalu dirampok.

"Kami menduga ada dua hal yang barangkali dapat kami jadikan bahan untuk mengungkap kasus ini," terangnya.

Sebelumnya, korban ditemukan tewas di lading tembakau oleh istrinya sendiri. Kejadian tersebut langsung dilaporkan ke polisi dan polisi mendatangi lokasi. Pihak keluarga korban melarang polisi ketika korban hendak dibawa ke RSD Dr. Koesnadi Bondowoso dengan alas an kasihan. Namun akhirnya, polisi mendatangkan dokter puskesmas namun dokter ini telat datangnya.

Keluarga korban akhirnya diberi pilihan yakni apabila nanti pelakunya tertangkap, maka pihaknya akan membongkar kuburan korban. "Kami cukup lama menunggu dokter tersebut. Dia memang dating tapi lama. Dan kami mau membongkar kuburan tersebut kalau pelakunya nanti diketahui. Ini kami lakukan karena keluarga korban tidak mau tubuh korban ini dibawa ke rumah sakit untuk dilakukan visum," katanya. (mkl)


Tidak ada komentar: