Tertangkap, Suap Petugas Rp 500 Ribu
* Ulah DPO Judi Kiu-Kiu
Banyuwangi, Memo
Pria yang tangannya dipiting aparat itu bernama Ponidi (50). Warga Dusun Kendal Desa Sragi Kecamatan Sempu itu merupakan DPO aparat polsek Sempu terkait kasus judi kiu-kiu, Desember 2007 silam.
Sembilan bulan silam, tersangka berhasil kabur meloloskan diri dari sergapan aparat. Bersama ketiga rekannya yang lain, Mat, Zaini dan Tomo, tersangka menghilangkan jejak. Saat itu, petugas hanya berhasil meringkus dua pelaku saja, yakni Ainul Yakin dan Suwarso.
Kini, Ainul Yakin dan Suwarso telah menjalani masa hukuman di LP Banyuwangi. Bahkan, informasi yang diterima Memo, keduanya telah menghirup udara bebas. Sementara, ketiga pelaku yang lain masih dalam tahap pengejaran.
Bagaimana Ponidi bisa tertangkap? Ini yang akan kita bahas. Sore kemarin, petugas mendapat kabar bahwa pelaku telah pulang setelah sembilan bulan mendekam dilokasi persembunyiannya. Detik itu juga, aparat langsung mendatangi kediaman pelaku di Dusun Kendal.
Waktu itu, petugas berpakaian preman mengetuk kediaman tersangka. Secara kebetulan, Ponidi sendiri yang membukakan pintu. Sehingga dengan mudah aparat membekuk pelaku.
Apa yang dilakukan tersangka saat itu? Apakah dia tidak berontak? Jawabannya jelas ingin kabur lagi. Malahan, tersangka menawarkan uang damai Rp 500 ribu kepada petugas. Dengan jaminan agar ia tidak ditahan.
Suap itu pun ditolak aparat. Dengan halus, aparat tersebut balik menawarkan uang Rp 1 juta asalkan tersangka bisa tertangkap. “Mungkin dia menilai kita tergiur dengan uang itu,” terang anggota yang mengaku ditawari suap sambil ngeloyor pergi.
Kenapa Ponidi mesti tetap diburu? Kapolsek Sempu, AKP. Toha Khoiri menegaskan bahwa tersangka bersama kelima rekannya tertangkap tangan menggelar perjudian menggunakan kartu domino, ditepi sawah Dusun Plaosan Desa Gendoh.
“Tersangka bilang, taruhannya hanya seribuan. Tapi uang yang kita sita ada Rp 54 ribu,” jelas Toha.
Apa sanggahan pelaku terkait penangkapan itu? Ponidi mengaku tidak sengaja mengikuti permainan judi. Alasannya, Desember lalu, ia keluar dari rumah hendak menuju Dusun Gantung Desa Gendoh untuk melihat tanaman padi. Ditengah jalan, ia berjumpa dengan Supar.
“Saat itu saya sedang mencari Saperi. Supar bilang ada di belakang. Setelah saya datangi, mereka tengah asyik main kartu. Hingga akhirnya saya kepincut juga,” kilahnya. (bw1)
Memo Hari ini
16 tahun yang lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar