Senin, 04 Agustus 2008

*Ratusan Guru Bantu Menjerit Belum Terima Gaji Sejak April

Keterangan Poto : Drs. Sulihtiyono (st3)
*Ratusan Guru Bantu Menjerit
Belum Terima Gaji Sejak April
Banyuwangi, Memo
Sekitar 700 tenaga guru bantu yang dibayar dari dana APBN menjerit. Pasalnya terhitung sejak April hingga Juli bulan ini mereka belum menerima hak berupa gaji sebesar 710 ribu per bulan. Tak pelak kondisi ini membuat sejumlah guru bantu mengaku harus berjuang keras memenuhi kebutuhan sehari-hari termasuk terpaksa menjual berbagai macam barang yang dimiliki selain mengandalkan hutang ke orang lain.
“Terus terang saja mas, gelang, anting-anting istri sampai cincin milik saya terpaksa dijual. Sebab sudah mulai April tidak ada gaji. Sekarang saya juga masih bingung mungkin bulan depan kalau belum cair terpaksa harus jual sepeda motor yang biasa dipakai untuk berangkat kerja. Utang sudah kadung numpuk. Tolonglah mas sampean angkat ini. Kalau kita tanya selalu dikasih janji palsu. Mau ngotot juga repot, takut ada apa-apa sama istri saya,” keluh salah satu sumber yang tak berani dikorankan namanya.
Sebelumnya, lanjut sumber ini, pembayaran gaji selalu lancar serta langsung masuk ke rekening bank Jatim yang dimiliki setiap guru bantu. Namun entah mengapa sejak April lalu pencairan gaji guru bantu tersendat. Padahal menurutnya informasi yang diperoleh menyebutkan jika dana gaji sekitar 700 guru bantu itu sudah ada serta tersimpan di Bank Jatim.
“Saya punya kabar yang cukup dapat dipercaya. Dana itu sudah ada di bank jatim. Kita juga sempat tanya ke dinas jawabannya ternyata keterlambatan terjadi karena masih ada pengajuan 19 nama guru bantu yang memasuki masa kritis sedang diajukan mendapata acc Bupati untuk diusulkan menjadi CPNS jadi sampai sekarang belum diteken. Padahal pusat meminta kepastian data itu karena berkaitan dengan keuangan atau gaji. Jadi sebenarnya yang belum beres itu kemungkinan besar yang di Banyuwangi,” beber sumber ini kepada Memo Selasa (29/7) kemarin.
Sebenarnya ucap sumber tersebut, semua guru bantu berusaha untuk bersabar menunggu pembayaran gaji yang telah lama tertunda. Namun karena sampai saat ini semua belum menemukan titik terang, Ia sebagai suami salah satu guru bantu yang menanggung semua beban kebutuhan hidup keluarga mulai habis kesabaran.
Bahkan ditakutkan jika kondisi terus didiamkan akan merusak citra Bupati dimata masyarakat khususnya kalangan guru bantu.
“Kondisi ini harus disampaikan agar semua menjadi jelas. Kami khawatir jangan-jangan Bupati Ratna malah belum tahu kondisi sebenarnya, karena aparat pemerintah dibawahnya menutup-nutupi kondisi yang ada. Kasian kan kita yang malah jadi korban,” pungkasnya.
Plt. Kepala Dinas Pendidikan, Drs Sulihtiyono, saat dikonfirmasi melalui telpon Rabu (30/7) kepada Memo membantah tegas jika keterlambatan pembayaran gaji guru bantu akibat belum dilengkapinya syarat administrasi dari Dinas Pendidikan Banyuwangi. Keterlambatan terjadi akibat masih berlangsungnya proses verifikasi data dari pusat. Sehingga pihak Diknas hanya bisa menunggu semua hasil verifikasi dari atas.
“Keterlambatan ini karena pusat masih melakukan verifiikasi atau pemberkasan dipusat. Kalau semua sudah selesai pasti langsung dicairkan. Kita sudah lengkapi semua administrasi. Jadi bukan karena kesalahan kita. Karena dananya kan dari APBN,” bantah Sulih.
Begitu pula ketika Memo menanyakan apakah kondisi ini terjadi berkaitan dengan belum tuntasnya pengajuan 19 nama guru bantu dalam masa kritis untuk diajukan sebagai CPNS, sesuai dengan kesempatan yang dibuka pemerintah pusat, Sulih juga membantahnya. Termasuk ketika disebutkan info jika dana gaji para guru bantu sebenarnya telah ada di Bank Jatim namun belum disitribusikan kepada para Guru bantu.
“Ndak ada itu ndak benar. Kalau masalah guru yang 19 orang itu, itu cuma guyonan,” dalihnya.
Sampai saat ini pihak Diknas aku pria berkacamata tersebut, tidak berani memastikan kapan dana tersebut bisa dicairkan. Namun menurut Sulih, dalam waktu dekat diperkirakan pihak Diknas akan segera diundang oleh Lembaga Peningkatan Mutu Pendidikan (LPMP) yang merupakan keterwakilan pusat di Surabaya, untuk membicarakan persoalan yang ada.
“Kita tidak berani memastikan kapan bisa cair. Tapi dalam waktu dekat kami akan segera dipanggil LPMP untuk membicarakan ini. Pokonya dalam waktu dekat, waktu pastinya kita belum tahu,” ucap Sulih saat didesak kapan kepastian waktu pencairan gaji.
Sementara jawaban berbeda disampaikan Sekda, Sukandi, kepada sejumlah wartawan usai menghadiri acara kontes dan pameran ternak dilapangan Dadapan Kecamtan Kabat Selasa (29/7) kemarin. Menurut Sukandi, dirinya masih belum mengetahui pasti data tersebut serta akan segera melakukan pengecekan.
“Nanti saya tanyakan dulu sudah masuk atau tidak termasuk akan kami cek juga apakah keterlambatan ini karena administrasi di pihak kita atau bagaimana,” jawabnya singkat. (st3)


Tidak ada komentar: