Teks Foto : Klenger, Sukran masih opname di RS Elisabeth Situbondo (dib/st4)
File Foto : st4-Sukran
SANTRI DITEMUKAN KLENGER DALAM PETI
* Diduga Disekap Teman Satu Pondok
Situbondo, Memo
Seorang santri ditemukan klenger dalam peti yang terkunci. Peti itu berada kantor di lingkungan pondok pesantren tempat santri tersebut mondok. Kuat dugaan korban sengaja disekap oleh temannya satu pondok.
Korban diketahui bernama Sukran (15). Dia adalah salah seorang santri ponpes yang berada di keluarahan Mimbaan, kecamatan Panji. Dia merupakan warga padukuhan Kemiri Selatan, Desa Selomukti, Kecamatan Mlandingan.
Kini korban yang merupakan putra dari pasangan Saleh (40) dan Suhana (35) sedang menjalani opname di Rumah Sakit (RS) Elisabeth Situbondo, dengan kondisi masih pingsan. Karena itulah, merasa tak terima keluarga korban langsung melapor ke Mapolres Situbondo.
Diceritakan Hana, panggilan akrab ibu kandung korban kepada petugas bahwa Kamis (14/8), sekitar pukul 18.00 Wib, dia menerima telepon dari orang tak dikenal yang menyuruhnya segera datang ke Pondok Pesantren di Jalan Basuki Rahmat, tempat anaknya mondok. Ketika sampai di pondok, Hana langsung bertanya dan ingin bertemu dengan anaknya.
“Tanya ke sana kemari gak ada yang tahu, tak ditemui petugas. Sampai saya bingung dan nangis di sana. Kemudian saya masuk ke kantor di dalam pesantren untuk bertanya kepada petugas jaga. Tapi saya dicegat dan dilarang masuk oleh petugas. Karena saya curiga, saya akhirnya memaksa masuk ke dalam,” katanya.
Dengan inisiatif dan naluri keibuannya, Hana melihat sebuah peti terkunci dalam kantor dan meminta kuncinya kepada petugas. Meski dipersulit, betapa kagetnya saat kunci didapatnya dari petugas setelah dibuka ternyata anaknya sudah terkulai lemas dalam peti tersebut dalam keadaan tak sadarkan diri. “Mulai kemarin malam (saat ditemukan, red) hingga sekarang (kemarin, red) belum sadarkan diri anak saya. Makanya saya bawa ke rumah sakit,” ungkap Hana, di ruang SPK (Sentra Pelayanan Kepolisian) Polres Situbondo.
Betapa terpukulnya dia melihat anaknya diperlakukan seperti itu. Sebab Sukran sudah selama dua tahun mondok di tempat itu, sebelumnya tak pernah ada masalah dengan siapapun.
“Kebetulan Kyai (pengasuh pesantren, red) ziarah ke Walisongo. Mungkin karena gak ada kyai saat itu, dibuat kesempatan oleh yang melakukan perbuatan itu pada anak saya. Jelas saya tak terima, anak saya diperlakukan seperti itu,” paparnya lagi.
Kapolres Situbondo AKBP Rudi Kristantyo saat dikonfirmasi Memo, melalui Kasatreskrim AKP Sukari membenarkan adanya kejadian tersebut. Pihaknya mengaku masih meminta keterangan keluarga korban.
“Orang tua korban masih trauma akibat kejadian itu. Sedangkan korban masih belum sadarkan diri. Ditemukan luka memar pada wajah dan tubuhnya. Pelaku hingga kini masih dalam lidik,” jelas Sukari. (dib/st4)
Memo Hari ini
16 tahun yang lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar