Foto : Serma Susilo memperlihatkan granat buatan Korea (bw1)
Tiga Hari Tiga Granat
Banyuwangi, Memo
Sebenarnya, tujuan Supriyono (33) dan Ikrom (30), warga dusun Melik desa Parijatah Kulon kecamatan Srono menyelami dasar sungai dusun Krajan desa Benculuk kecamatan Cluring hanya sekedar mengumpulkan besi tua. Bidikannya, mencari potongan besi paku dan sisa bahan bangunan. Tapi siapa sangka, keduanya malah menemukan dua buah granat dalam dua hari terakhir.
Penemuan granat yang secara tidak sengaja itu, menghantarkan keduanya menjadi orang terkenal. Setidaknya, wajah kedua pengumpul besi tua itu menghiasai cover koran lokal dalam dua hari terakhir. Bak seorang selebritis, keduanya harus sibuk melayani sejumlah pertanyaan pemburu berita.
Jika Sabtu (2/8) kemarin, Ikrom yang menemukan granat nanas di dasar sungai. Minggu (3/8) siang kemarin, giliran Supriyono yang menemukan granat peninggalan Belanda tersebut. Granat nanas yang sudah diliputi kerak pasir itu, ditemukan Supriyono saat menyelam di dasar sungai dusun Krajan desa Benculuk.
Semula, Supriyono yang menyelam bersama Ikrom hanya mendapatkan paku dan potongan besi. Sekitar pukul 11.00, sembrani yang dipegang Supriyono menyentuh granat.”Pas sembrani itu kami angkat, kok berat. Setelah kami tarik, ternyata sebuah granat,”ujar Supriyono.
Temuan itu, selanjutnya dilaporkan oleh Supriyono kepada aparat polsek Cluring. Selanjutnya, granat itu diamankan petugas menuju mapolsek. Pukul 13.00, granat itu dipindahkan ke koramil Cluring.”Kondisi granat ini sama seperti yang kemarin. Gagang pemicunya sudah patah. Dipastikan, granat ini tidak aktif lagi,”tegas Serma Susilo, petugas jaga koramil Cluring.
Menilik dari fisiknya, granat itu diduga buatan Korea. Kemungkinan, granat itu terpendam di dasar sungai lebih lama dari granat yang diketemukan sebelumnya.”Kalau yang kemarin granat buatan Pabrik Industri TNI AD atau PINDAD. Kalau yang ini agak melengkung. Itu ciri granat buatan Korea,”terang Susilo lagi.
Sebelumnya, dilokasi makam umum desa Benculuk juga diketemukan granat serupa. Temuan tiga buah granat itu semakin memperkuat dugaan bahwa masih banyak senjata peninggalan penjajah Belanda yang terpendam di sekitar lokasi. Mengingat, lokasi makam dan sungai hanya berjarak beberapa meter saja.”Dulunya, dekat lokasi itu memang bekas pos tentara Belanda,”ujar Dedi Sutomo, warga setempat.
Meski di dasar sungai itu ditengarai masih banyak granat serupa, tapi tidak ada upaya pihak terkait untuk mengamankan lokasi. Alasannya, selain granat peninggalan penjajah itu sudah tidak aktif lagi, kedalaman sungai dianggap cukup aman dari bahaya ledakan.”Sungai itu kami kira cukup dalam. Jadi tidak perlu dilakukan pembersihan,” tegas AKP. Subardi, Kapolsek Cluring mewakili Kapolres Banyuwangi, Rahmat Mulyana. (bw1)
Memo Hari ini
16 tahun yang lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar