Jumat, 13 Maret 2009

PSK, Pengamen, & Pemabuk Digaruk


Jember, Memo
Bersih-bersih terhadap tempat maksiat yang ada di Jember tak pernah membuat surut petugas Samapta Polres Jember. Sebagai buktinya, petugas berhasil membekuk 9 PSK, 6 pemabuk dan 4 pengamen yang diangap menggangu ketertiban umum. Karena ulahnya itu, mereka menjalani proses sidang tindak pidana ringan (Tipiring) di Pengadilan Negeri (PN) Jember.

Kesembilan PSK itu diantaranya bernama Holip (50) warga Desa/Kecamatan Arjasa, Yati (32) Desa/Kecamatan Maesan, Sriati (38) Desa Tegalrejo Kecamatan Mayang dan Hariyati (27) warga Desa Jambearum Kecamatan Puger. 

Disamping itu ada yang bernama Sri Asmirah (40) warga Desa Tegalrejo Kecamatan Mayang, Ningsih (35) warga Desa/Kecamatan Bangsalsari. Dari enam PSK itu diringkus petugas saat mangkal di stasiun Rambipuji. Bahkan diantara mereka itu merupakan PSK yang pernah kena razia.

Selain di stasiun Rambipuji, sasaran razia juga digelar di sekitar gudang Dolog Pakusari. Para PSK yang mangkal ditempat itu yang berhasil digaruk petugas diantaranya bernama Kusyati (35) warga Dusun Gading Desa Darsono Kecamatan Arjasa, Juma’ani (40) warga Dusun Jambearum Desa Sumberwringin Kecamatan Sukowono dan Hartini (35) warga Desa Lembengan Kecamatan Ledokombo.

Usaha penertiban yang lain yang dilakukan petugas juga mengamankan pelaku mabuk mabukan serta pengamen.”Kami ingin menciptakan ketertiban masyarakat sesuai harapan kita bersama. Karena itu, razia tetap terus digelar meskipun pelaku yang telah ditangkap tapi tak jera, ”kata AKP Rodiq Sugiantoro, Kasat Samapta Polres Jember.

Karena itu, Rodiq berharap kepada keluarga yang pernah terjaring razia ikut mengingatkan keluarganya tersebut. Peran keluarga sangat menunjang bagi penyadaran keluarganya yang pernah terjaring.

”Ya, saudaranya yang bandel itu kalau di rumah diberi nasehat yang baik. Itu terserah bagaimana caranya, asal mampu mengetuknya supaya kembali seperti sebelumnya,” paparnya.

Namun demikian lanjut dia, usaha keras yang dilakukan setidaknya ada dukungan institusi yang lain. ”Saya yakin bagi mereka yang terkena razia mendapat perhatian dengan bentuk pembinaan berkelanjutan. Lambat laun praktik itu akan berkurang dengan sendirinya,” imbuhnya. (tok) 

Tidak ada komentar: