Sabtu, 14 Maret 2009

Rebutan Air, Bacok Tetangga


Banyuwangi, Memo

Dua petani asal Desa Gambor, Kecamatan Singojuruh terlimbat bentrok di tengah sawah Dusun Sidorejo, desa setempat, Jumat (13/3) sore. Salah satu petani harus menjalani perawatan intensif karena terkena sabetan sabit.

Pergelangan tangan kiri Wadihi (32), warga Dusun Krajan, yang menjadi korban bentrokan itu harus dibalut perban karena menderita luka robek.

Darah segar terus mengucur hingga membasahi perban yang baru saja dibalut. Luka itu salah satu bukti keterlibatannya dalam bentrok dengan Rahman (70), warga Dusun Sidorejo.

Perkelahian itu, menurut korban, terjadi saat dirinya tengah mengaliri sawah yang berdekatan dengan milik Rahman, pria tetangganya yang menjadi pelaku pembacokan itu.

Pada saat bersamaan pelaku pelaku datang mendekati korban untuk membuka bendungan parit yang menutup petak sawah pelaku. Langkah itu menyulut emosi korban, karena sawahnya belum lama mendapat aliran air.

Pencegahan itu ternyata berbuntut panjang. Tersangka yang tidak terima niatnya dicegah berusaha melawan. Keduanya pun terlibat percekcokan dengan tensi emosi meninggi.

Di tengah-tengah percekcokan itu, mendadak Rahman yang saat itu memegang sabit langsung mengayunkan sebuah sabetan ke arah korban.

Meski terkejut, tapi Wadihi sempat menangkis. Sehingga sabit itu tidak sampai melukai wajahnya. Namun, tangkisan itu mengakibatkan pergelangan tangan kirinya menjadi korban ketajaman sabit tersangka.

Pertikaian itu mereda setelah dua petani lain, Ishak (40) dan Robani (35), yang kebetulan tak jauh dari lokasi kejadian, datang melerai.

Tersangka yang berhasil melampiaskan kekesalannya langsung pergi meninggalkan korban yang terluka parah.

Sementara korban kemudian dibawa berobat oleh kedua warga tersebut. Setelah itu, korban akhirnya diantar pulang ke rumahnya di Dusun Krajan.

Tindakan nekad Rahman itu menyulut emosi kerabat korban. Mereka akhirnya mendampingi korban mengadu ke mapolsek Singojuruh.

Beberaja jam setelah menerima laporan itu, aparat kepolisian langsung membekuk pelaku di rumahnya. Tidak ada perlawanan berarti dari pihak keluarga tersangka saat petugas menangkap Rahman.

Mereka terlihat pasrah dengan aksi yang dilakukan orang tua mereka. Rahman pun tak melawan saat petugas menggelandangnya ke mapolsek menggunakan mobil patroli.

Kapolsek Singojuruh, AKP. Ade Wiyanto melalui Kanitreskrim Aiptu Asmari tak menyebutkan pemicu lain insiden berdarah tersebut. Asmari menegaskan, pertikaian itu terjadi akibat rebutan air.

"Tidak ada dendam lama. Tersangka hanya kesal karena sawahnya nggak dapat aliran air. Karena permintaannya ditolak, dia berang dan membacokkan sabitnya ke arah korban," tegasnya. (din)

Tidak ada komentar: